AktualTimes.com, Botim – Antisipasi kelangkaan pasokan Minyak Goreng (Migor) selama bulan Suci Ramadan hingga menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah nanti, Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) diwilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terus galakkan pelaksanaan Operasi Pasar, Rabu (13/04/2022).
Hal yang diutarakan langsung oleh Kepala Perindag Boltim (Kadis) Muhammad Yahya, kepada awak media AktualTimes.com ketika diwawancarai beberapa waktu lalu. Dimana Yahya memberi klarifikasi terkait upaya Pemerintah Daerah (Pemda) Boltim, dalam rangka menanggulangi maupun meminimalisir dampak kelangkaan bahan pangan tersebut.
Lain dari pada itu, singkat kutipan yang berhasil awak media AktualTimes kais dari Yahya, bahwa pasokan Migor Bersubsidi yang tadinya memiliki patokan besaran harga dari Pemerintah, kini sudah tidak lagi ada. Tidak ada lagi, aturan yang mengatur soal standar min/max harga jual beli bahan pangan ini.
“Kalau untuk minyak goreng berkemasan, Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah tidak diatur oleh Pemerintah, sebab Permendagri 06 tahun 2022, subsidinya sudah dicabut,” beber oleh Yahya.
Mepet dikatakan Yahya, harga Bersubsidi saat ini Minyak Goreng kemasan mencapai angka Rp 50.000 Rupiah. Hal itu, akan sangat berdampak terhadap tingkat perekonomian masyarakat (Kutip Redaksi).
“Maka harga minyak goreng berkemasan tersebut, mengikuti harga pasar dengan harga Rp51.000 lebih,” kupasnya.
Sehingga hal tersebut ditanggapi. Pemerintah Daerah setempat melakukan Operasi Pasar, guna meminimalisir kelangkaan berbagai bentuk kebutuhan pangan Rakyat, atau upaya Pemda Boltim untuk tetap menjaga kestabilan tingkat kesejahteraan masyarakat, dengan tetap menyediakan pasokan kebutuhan dengan harga yang Merakyat.
“Kami telah melakukan Rakor dengan Kapolda Sulut. Kapolda telah melaporkan sudah ada sekitar 8 ton yang masuk Sulut, tinggal menunggu pabrik penyaringannya yang sementara dibangun dan hampir selesai di Manado kemudian akan disalurkan lewat pemasaran,” pungkas.