AktualTimes.com Pemerintahan – Diikuti sebanyak 27 peserta, kegiatan pelatihan kasus malaria oleh kader (CWH) tingkat propinsi Kalimantan Utara resmi ditutup oleh Kabid P2P Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Utara, Judianto Limbong, S.Kep, M.Kes di Hotel Pangeran Khar Tanjung Selor (24/9/2022).
Dalam penutupannya, Judianto menyampaikan pesan agar selepas pelatihan ini kader CHW (Community Health Work) dapat berperan aktif di desanya masing-masing sehingga eliminasi kasus malaria bisa terwujud untuk Kabupaten Malinau tahun 2023 dan Kabupaten Bulungan tahun 2024.
Pelatihan yang dimulai dari tanggal 19 sampai dengan 24 September 2022 diikuti peserta dari Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan. Dari Malinau diwakili Puskesmas Malinau Seberang dan Puskesmas Pulau Sapi sementara dari Kabupaten Bulungan diwakili Puskesmas Long Bia, Puskesmas Long Bang dan Puskesmas Sekatak. Turut juga hadir dalam pelatihan tersebut adalah penanggung jawab program malaria dari masing-masing Puskesmas serta pendamping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan, jadi jumlah keseluruhan sebanyak 27 peserta.
Pada pelatihan penemuan kasus malaria ini peserta diberi pengetahuan dan ketrampilan tentang bagaimana cara menemukan kasus dengan cara mencari masyarakat yang mengalami gejala yang mengarah ke malaria seperti demam, sakit kepala, menggigil, pegal linu dan sebagainya lalu dilakukan pemeriksaan RDT. Kalau positif segera berkoordinasi dengan penanggung jawab program untuk pemberian obat DHP dan primaquin sesuai dengan jenis parasit yang positif serta melakukan pengawasan dalam minum obat.
Peserta pelatihan juga melakukan praktek lapangan dengan mendatangi rumah warga di sekitar Jalan Mangga Tanjung Selor, Jumat, 23/9/2022. Salah satu peserta dari Puskesmas Long Bia, Stanis Laus kepada media ini menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat membantu kader malaria dalam melaksanakan tugasnya di lapangan sehingga target eliminasi dapat terwujud di daerahnya masing-masing. “Harapan kedepannya semoga pelatihan serupa bisa dilaksanakan lagi bagi desa-desa yang yang masih endemis malaria”, sambung Stanis yang juga adalah Kepala Tata Usaha Puskesmas Long Bia.
Perlu diketahui, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan global. Penyakit ini dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan angka kematian serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 304.607 kasus. Jumlah ini menurun jika dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2009, yaitu sebesar 418.439.
Sehingga berdasarkan jumlah kasus tersebut diketahui angka kasus kesakitan malaria yang dinyatakan dengan indikator Annual Paracite Incidence (API) sebesar 1.1 kasus per 1.000 penduduk. Sampai dengan tahun 2021 sebanyak 347 dari 514 kabupaten/kota atau 68% sudah dinyatakan mencapai eliminasi.
Bertindak sebagai fasilitator atau narasumber dalam pelatihan tersebut dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yakni dr. Heriyadi Suranta dan dr. Nor Hasanah serta dari Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia(PATELKI), Tini Hastuti. (rdm)
Kontributor : StanLa